Kerja Sudah Lama Tapi Gaji Belum Seberapa. Jangan Menyerah Dulu, 8 Hal ini Akan Menyemangatimu

-
Kerja Sudah Lama Tapi Gaji Belum Seberapa. Jangan Menyerah Dulu, 8 Hal ini Akan Menyemangatimu

“Kerja keras bagai kuda, dicambuk dan didera. Kurasa berat! Kurasa berat! Beban hidupku…”

Sepenggal lagu lama milik Koes Plus itu menyambangi pikiranmu belakangan ini. Mengingat kurang lebih seperti itulah hari-harimu berlalu. Bekerja sekian lama, berangkat pagi dan pualang malam namun ternyata gaji masih saja pas-pasan. Mapan secara finansial masih jauh dari harapan, meski setidaknya kamu tidak lagi merepotkan orang tua setiap bulannya.

Lupakan mimpi punya rumah sendiri di usia ke-25. Untuk setiap bulannya saja kamu masih pontang-panting mengatur uangnya. Banyak keinginan yang harus ditahan, dan banyak rencana yang harus ditunda. Tapi bukan hanya kamu kok yang mengalaminya. Wahai pekerja muda yang sedang sibuk-sibuknya menata masa depan, apakah hal-hal ini yang setiap hari kamu rasakan?

 

Dulu mengira bisa langsung mapan setelah jadi sarjana. Ternyata kehidupan setelahnya justru lebih penuh tantangan

 

 “Pengin balik jadi mahasiswa aja deh!”

Sekali waktu pernah kamu teriakkan kalimat itu dalam pikiranmu. Aneh, sebab dulu kamu begitu ingin cepat lulus kuliah dan bekerja. Supaya bisa “foya-foya” tanpa merepotkan orang tua. Tapi kini kamu sadar bahwa ternyata jadi mahasiswa lebih mudah. Dikejar-kejar deadline skripsi tak ada apa-apanya kalau dibandingkan dikejar-kejar deadline dari atasan atau klien. Telat sedikit, pekerjaan jadi taruhannya. Ah, kamu baru mengerti ternyata begini lelahnya orang tuamu banting tulang cari uang setiap hari.

 

Sedari pagi harimu sudah penuh perjuangan. Mulai dari menerjang kemacetan, hingga kejar-kejaran dengan deadline bulanan

 

Lima dari tujuh harimu dalam seminggu kamu habiskan bagai robot. Bangun tidur langsung siap-siap. Demi tiba di kantor tepat waktu, kamu rela berangkat sebelum matahari sepenuhnya menyapa. Berdesak-desakan di angkutan umum atau menerjang kemacetan jalanan kamu arungi setiap hari, sampai terbiasa dengan lelahnya. Tiba di kantor, pekerjaan menumpuk di meja sampai bingung yang harus dikerjakan dulu yang mana. Baru setelah lewat senja, kamu bisa menghela nafas lega. Besok? Ya mengulang lagi dari rutinitas pertama. Lelah? Tentu saja. Rasanya ingin sekali ambil cuti dan liburan, mumpung ada promo tiket pesawat dari Citilink.

 

Lembur pun jadi hal biasa. Demi mencukupi kebutuhan terkadang memang harus ada yang dikorbankan

 

Bagimu kata “lembur” sudah sama familiarnya dengan kata “makan”. Nyaris setiap minggu ada saja hari kamu harus pulang larut malam. Sebagian demi tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan, sebagian demi memenuhi kebutuhan. ‘Kan uang lemburnya lumayan buat tambahan. Jika tidak ada jadwal lembur juga, akhir pekan kamu habiskan untuk balas dendam. Tidur seharian atau maraton nonton drama Korea. Bukannya kamu pemalas, setelah 5 hari kerja keras badanmu terlalu lelah untuk keluar dan bersosialisasi dengan teman. Hmm… Mungkin itu sebabnya kenapa kamu merasa temanmu semakin berkurang.

 

Saking sibuknya sampai lupa menyapa keluarga. Kapan terakhir kali kamu ngobrol panjang lebar atau sekadar menelepon orang tua?

Berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam. Tiba di rumah sudah terlalu lelah untuk bicara. Tinggal tidur saja demi mengisi ulang energi untuk esok hari. Kapan ngobrol dengan keluarga? Kamu yang jauh dari orang tua, lupa lagi kan untuk menelepon dan berbagi kabar dengan orang tua? Mengingat hal ini terkadang kamu sedih juga. Banyak momen yang kamu lewatkan, hingga akhirnya kamu sadar bahwa rambut Ayah dan Ibumu semakin penuh uban.

 

Mau beli ini itu harus ekstra selektif. Kadang kamu berpikir “ah, seandainya aku punya banyak duit”

Beli sepatu pun galaunya bisa sampai berjam-jam. Bingung memilih yang mana: sneaker atau pantovel? Maklum, bujetmu yang pas-pasan harus pandai-pandai memilah kebutuhan dan keinginan. Harus jago menentukan pilihan, kalau bisa sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Miris juga terkadang. Seandainya saja kamu punya banyak uang, tentu beli sepatu saja nggak akan segalau ini. Tinggal dibeli saja mana yang disukai.

 

Meski orang tua tak menginginkan apa-apa, rasanya tetap saja kelu saat tak bisa mencukupi kebutuhan mereka

Pengin ngajak orang tua liburan

“Sabar dulu ya Pak, Bu, ananda sedang berjuang sekuat tenaga.”

Kamu tahu orang tua tidak pernah mengharapkan balasan atas semua yang mereka lakukan hingga kamu sejauh ini. Melihat kamu bahagia dan tidak kekurangan sudah jadi kebahagiaan tersendiri. Tapi tetap saja sebagai anak kamu ingin membelikan ini itu dan mencukupi kebutuhan mereka. Ingin juga sesekali mengajak liburan bersama. Tapi untuk saat ini, kamu harus menyimpan dulu keinginan itu. Jangan berhenti yakin, bahwa suatu hari nanti kamu bisa mewujudkan apa yang kamu inginkan.

 

Sementara temanmu sering pamer foto liburan ke negeri, kamu harus gigit jari. Tabunganmu untuk liburan akhir tahun nanti belum terpenuhi

 

Rasa iri terkadang tak bisa dihindari. Apalagi saat melihat media sosial, dan teman-temanmu sibuk berbagi foto liburan keluar negeri. Kamu juga sama stresnya. Sama butuh liburannya. Tapi jangankan liburan ke luar negeri banyak wisata di dalam negeri yang sangat bagus dan juga menarik untuk dikunjungi.

Jika di dalam negeri saja ada banyak kenapa harus ke luar negeri?

 

Namun kamu paham bahwa mengeluh tak ada gunanya. Bagaimanapun kamu sudah jauh lebih beruntung dari banyak orang di luar sana.

 

Kalau diceritakan, memang ngenes sekali rasanya. Tapi kamu yakin bahwa mensyukuri akan membuat segalanya lebih indah. Lagipula apa yang kamu dapatkan sejauh ini, adalah anugerah yang tak terkira nilainya. Kamu yang bangun pagi-pagi untuk mengejar kereta agar tiba di kantor tepat waktu, tentu lebih beruntung dibanding yang bangun pagi untuk berdesak-desakan di jobfair dan antre demi wawancara kerja. Kamu yakin pada slogan work hard pays off, karena mengeluh tidak akan membawamu ke mana-mana.

 

Lelah dan jenuh itu hal yang biasa. Sesekali iri pada kesuksesan teman juga manusiawi. Setiap hal yang kamu alami tidak pernah sia-sia. Selalu ada yang bisa kamu ambil hikmahnya. Meski kini hari-harimu terasa sekali ngenesnya, suatu saat nanti apa yang kamu cita-citakan pasti akan tercapai. Kamu sudah berjalan sejauh ini, barangkali tinggal beberapa langkah lagi kerja kerasmu akan segera berbuah manis.

Komentar