Di waktu kecil, kamu belajar bahwa kesalahan sederhana dan bermain sembarangan memegang peran penting untuk membuat sesuatu menjadi benar. Beranjak dewasa, kamu belajar untuk berjalan setelah berulang kali jatuh dan belajar mengendarai sepeda dengan banyak rasa sakit setelah berbenturan dengan trotoar sehingga membuat bejol dan memar.
Pelajaran yang sama dapat diambil saat kamu memulai karir profesional. Kamu dapat belajar hal baru dan mengembangkan kemampuan baru dengan berulang kali gagal hingga akhirnya membuatnya benar. Jika waktu kecil kegagalan akan terasa sangat berat, saat kamu dewasa kesalahan yang kamu lakukan dalan pekerjaan akan lebih dari benjol dan memar.
Karena kesalahan tidak dapat dihindari dalam hidup, cara kamu menghadapinya akan membuat perbedaan antara menjadi sukses atau hidup selamanya dalam sesal. Pertanyaannya adalah: Bagaimana kamu bangkit dari kegagalan?
Mantra mantra berikut membuktikan akan sangat mudah untuk sukses menghadapi masalah dalam bekerja.
Langkah pertama untuk bangkit dari kegagalan atau penolakan adalah mengidentifikasi alasan pasti kegagalanmu. Walaupun kamu bekerja dalam tim atau individu, mengamati bagian dimana kesalahamu akan sangat membantu. Di waktu yang sama, benarkan kesalahan personalmu. Jangan menyalahkan orang lain juga jangan mau disalahkan. Bertanggung jawablah untuk apa yang kamu lakukan karena itu adalah satu satunya kemungkinan untuk belajar dan berkembang demi kebaikanmu.
Kamu telah melakukan segalanya dan melakukannya sebaik mungkin tetapi terkadang dalam prosesnya kesalahan masih terjadi. Mungkin kamu telah memberikan segala yang kamu bisa dan memberikan segala upaya untuk mencapai sesuatu, tetapi tetap ingat kesalahan selalu akan terjadi bahkan untuk orang paling teratur sekalipun. Tahukan kamu Thomas Edison telah membuat 10.000 prototipe sebelum akhirnya menemukan bola lampu? Selama kamu berusaha sebaik mungkin untuk apa yang kamu lakukan, berikan ruang untuk kegagalan. Siapapun yang ingin sukses harus belajar untuk menerima kegagalan.
Kamu pasti tidak ingin di cap sebagai orang yang gagal mengesankan bos atau pegawai yang tidak berhasil mewujudkan kerjasama penting perusahaan. Bagaimanapun, kamu tidak dapat membuat orang lain berhenti menilaimu berdasarkan kesalahanmu. Sesungguhnya, kamu tidak perlu persetujuan mereka. Memikirkan opini mereka secara berlebihan dapat berdampak besar pada percaya diri dan semangat untuk bekerja. Ingatlah kamu adalah diri kamu sendiri dan kamu bukan kesalahan yang kamu buat.
Kamu akan membutuhkan sistem dukungan yang kuat untuk menolongmu menghadapi masalah, walaupun kamu tidak butuh persetujuan orang lain. Memiliki orang yang dapat membantumu dalam pekerjaan dapat meningkatkan ketahanan akan stres seperti yang dibuktikan dalam penelitian Universitas Yale pada tahun 2007. Pertimbangkan sistem dukungan sebagai bagian dari sumber yang akan membantu dalam kesuksesanmu tetapi akan lebih berguna saat krisis.
Latihlah positive reframing! Positive reframing adalah pikiran optimis yang membolehkamu untuk menerima setiap kegagalan, kesalahan atau penolakan bukan sebagai halangan tetapi sebagai kesempatan belajar. Dewasa ini, para professional dan kebanyakan orang telah diprogram untuk bersikap negative terhadap kegagalan, gelas setengah kosong dapat dianggap gelas setengah penuh (ya, lagi lagi kiasan kuno!). Hanya dibutuhkan perubahan kecil dalam sudut pandang untung melihat hal tersebut. Bersikap sebagai orang yang kritis, kegagalan akan selalu memberikanmu kesempatan untuk belajar sesuatu yang berharga.
“Saya mampu menangani ini”
Setiap kegagalan harus berkomitmen untuk membuat sesuatu lebih baik. Pelajaran yang kamu dapat dari menghadapi masalah di masa lalu harus menjadi pendongkrak terhadap pencapaian besar di masa depan, jadi ciptakan peluang untuk aksi selanjutnya. Contohnya, mungkin sudah terlambat untuk menyelamatkan kesepakatan kerjasama tetapi kamu dapat memperbarui cara kamu menangani suatu hal dilain waktu. Meskipun setiap penolakan atau kekalahan yang kamu alami membunuh pilihanmu …….