Dalam wawancara perilaku, Anda harus menunjukan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan Anda, atau biasa dikenal sebagai kompetensi dengan memberikan contoh spesifik dari pengalaman masa lalu Anda. Pewawancara ingin tahu apa yang telah Anda lakukan, bukan apa yang dapat Anda lakukan. Biasannya pewawancara sudah mempersiapkan/ menentukan kompetensi apa saja yang diperlukan untuk posisi itu. Kemudian pewawancara akan mengembangkan serangkaian pertanyaan yang memungkinkan dia untuk mengetahui apakah Anda adalah kandidat yang cocok dan memiliki kompetensi untuk posisi tersebut. Premis dasar dari wawancara perilaku adalah bahwa kinerja masa lalu adalah predictor yang baik untuk kinerja masa depan. Sementara banyak kandidat diintimidasi oleh metode ini, wawancara perilaku memberi Anda kesempatan untuk menunjukan kepada calon atasan mengapa Anda cocok untuk pekerjaan itu. Jika dalam wawancara biasa Anda hanya memberi tahu tentang apa yang akan Anda lakukan dalam suatu situasi, dalam wawancara perilaku Anda harus menjelaskan secara rinci tentang bagaimana Anda menangani situasi di masa lalu (berdasarkan pengalaman Anda).
Pada wawancara perilaku, biasanya ada pertanyaan seperti “Ceritakan ketika …” atau “Beri saya contoh ketika …” Isi bagian kosong dengan salah satu dari sejumlah keterampilan, pengetahuan, atau kemampuan apapun. Pewawancara sedang mencoba memastikan apakah Anda memilikinya. Misalnya, jika resolusi konflik adalah kompetensi yang diperlukan pertanyaannya mungkin “Katakan padaku tentang bagaimana cara menghadapi dua orang yang bekerja bersama dalam tim Anda tapi mereka tidak akur”. Jika Anda memiliki pengalaman kerja, Anda dapat berbicara tentang rekan kerja Anda. Jika Anda tidak memiliki pengalaman pekerjaan, Anda dapat memilih pengalaman yang terjadi selama Anda sekolah/ lainya.
Tidak peduli contoh pengalaman apa yang Anda ambil, selama Anda menyatakan dengan jelas masalahnya, menunjukan secara rinci langkah-langkah yang Anda ambil untuk menyelesaikanya itu sudah menjadi nilai lebih bagi Anda.
Mengapa perusahaan akan menggunakan teknik ini?
Ketika ditanyakan pertanyaan ya atau tidak, pelamar pekerjaan dapat dengan mudah memberitahu pewawancara tentang apa yang ingin dia dengar. Misalnya, jika Anda ditanya “ apa yang akan Anda lakukan jika klien tiba-tiba memajukan dateline pada proyek?” Anda dapat menjawab bahwa Anda akan meluangkan waktu lembur sebagaimana diperlukan. Namun, jika pewawancara bertanya “apa yang telah Anda lakukan di masa lalu untuk menyelesaikan proyek pada tenggat waktu yang mepet?” Anda harus memberikan contoh di kehidupan nyata, merinci bagaimana Anda menangani situasi tersebut. Kemudian pewawancara akan mengajukan beberapa pertanyaan yang bersifat menyelidik untuk memverfikasi bahwa apa yang Anda katakan itu benar-benar terjadi.
Misalnya, pewawancara mungkin akan bertanya berapa jam yang Anda habiskan untuk tugas/ proyek tersebut dan apakah klien senang dengan hasilnya, atau nilai apa yang Anda dapatkan jika Anda berbicara tentang tugas Sekolah.
Mempersiapkan wawancara perilaku
Bagian tersulit dari wawancara perilaku adalah mempersiapkannya. Pertama, Anda harus menentukan kompetensi apa yang dicari oleh atasan, Anda bisa mengetahui saat membaca deskripsi pekerjaan. Teliti perusahaan untuk mempelajari lebih lanjut. Berikut adalah beberapa kompetensi yang mungkin dicari oleh atasan:
Selanjutnya, Anda perlu memberikan contoh bagaimana Anda telah mendemonstrasikan kompetensi tersebut. Anda dapat mulai dengan membuat daftar pertanyaan yang mungkin ditanyakan pewawancara kepada Anda. Selanjutnya, lihat kembali pekerjaan Anda di masa lalu, pengalaman Anda dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan pewawancara yang berkaitan dengan kompetensi yang dibutuhkan. Jika tidak mempunyai pengalaman kerja, Anda juga bisa melihat kembali waktu Anda sekolah. Anda mungkin tidak memiliki banyak pengalaman dalam bekerja. Namun, proyek kelompok Anda saat sekolah memberikan peluang bagus untuk menunjukkan keterampilan yang dicari oleh perusahaan.
Tuliskan cerita Anda dan jelaskan dengan spesifik. Saat berbicara, bicarakan siapa yang terlibat, masalah apa yang terjadi, dan apa yang Anda lakukan untuk membantu menyelesaikannya. Juga diskusikan hasilnya, pikirkan tidak hanya contoh dengan hasil positif tetapi juga hasil negative. Pewawancara akan menanyakan Anda tentang situasi yang tidak dapat Anda selesaikan dengan baik dan apa yang Anda pelajari dari pengalaman tersebut.
Anda mungkin tidak menghadapi wawancara perilaku saat ini, tetapi Anda mungkin akan menghadapi wawancara perilaku di masa depan. Apakah kamu akan mempersiapkannya mulai dari sekarang? Kamu akan menemukan beberapa sumber untuk belajar tentang metode ini.
Demi masa depan
Meskipun kebanyakan orang yang bekerja saat ini tidak berpikir tentang wawancara untuk pekerjaan yang selanjutnya. Dan para siswa umumnya tidak banyak memikirkan wawancara yang mungkin mereka lakukan di masa depan. Kamu harus memikirkannya. Ketika Anda melakukan sesuatu di tempat kerja atau di sekolah dan berguna untuk menunjukan kompetensi kepada calon atasan, sekarang saatnya untuk menuliskannya. Waktu memiliki cara lucu untuk mengaburkan ingatan kita. Jika Anda menuliskan rincian kejadian tepat setelah itu terjadi, Anda akan dapat lebih statistik. Anda juga bisa mempertimbangkan untuk membuat jurnal.