Stres merupakan penyakit yang akrab dengan para pekerja. Stres yang dialami mereka pun bisa dikarenakan banyak faktor, diantaranya beban pekerjaan, jadwal lembur yang terus-terusan, konflik antar rekan kerja hingga adanya ancaman kehilangan pekerjaan.
Beberapa penelitian menemukan adanya korelasi antara stres dengan tingkat produktifitas di lingkungan kerja. Walaupun efek yang dirasakan perusahaan tidak akan terlalu signifikan, namun bisnis perusahaan tetap terganggu.
Stres yang diakibatkan karena pekerjaan dapat diidentifikasi dengan mudah, diantaranya adalah ciri-ciri sebagai berikut.
Gejala-Gejala Stres Karena Pekerjaan
1. Susah Konsentrasi
Ketika pertama kali bekerja tentulah kita merasa semangat dalam menjalani pekerjaan. Namun, akhir-akhir ini semangat tersebut telah hilang entah ke mana. Satu hari kamu merasa happy dan merasa produktif, namun besoknya kamu lemah dan malas-malasan. Ya, merupakan hal normal ups and downs ketika menjalani pekerjaan, yang menjadi pembedanya adalah stres akan bertahan lama terhadap efektifitas kinerja dan performance dalam bekerja.
Ketika mengalami stres, kamu susah untuk fokus bahkan untuk pekerjaan simple. Kemampuan untuk fokus akan tergantikan dengan pikiran stres sehingga akan mudah lupa yang berujung melakukan kesalahan dalam bekerja. Dengan kata lain, pekerjaan yang kamu handle akan berantakan.
2. Susah Berkomunikasi
Stres dalam pekerjaan dapat berdampak kehilangan semangat untuk mengobrol dengan orang-orang sekitar. Melakukan suatu hal terasa sangat berat dan membutuhkan energi tambahan – bahkan hanya untuk berkomunikasi dengan rekan kerja.
Ketika berkomunikasi dengan rekan pun akan mudah terjadi salah paham yang berujung konflik. Saat stres, seseorang tidak berada di kondisi terbaiknya, pikiran dan tindakan kadang kala tidak sejalan dan koheren. Jadi jangan heran apabila kamu menemukan dirimu menulis email rekan kerja atau berkomunikasi dengan balasan yang singkat.
3. Selalu Datang Telat atau Cuti Sakit
Displin menjadi rendah tampaknya salah satu tanda umum ketika stres datang. Menjadi suatu ciri khas tersendiri apabila saat stres, karyawan tersebut sering terlambat masuk kantor. Terburu-buru ketika pagi karena sudah telat masuk kantor tentu saja sangat tidak mengenakkan dan tidak nyaman. Stres menyebabkan keterlambatan dan keterlambatan menyebabkan stres – seperti sebuah lingkaran yang tidak putus.
Ketika stres tersebut tidak bisa di-handle lagi, maka bisa jadi seorang karyawan akan mengambil cuti. Sama seperti datang telat, mengambil cuti sakit tentu saja membuat produktifitas menurun. Tak hanya produktifitas individu saja, tapi bisa juga nilai produktifitas tim bahkan perusahaan akan menurun.
4. Menjadi Sensitif Terhadap Lingkungan Sekitar
Penelitian menyebutkan bahwa stres dan tindakan agresif merupakan satu kesatuan. Jika kedua hal tersebut dipertemukan maka tidak mungkin akan mengarah kepada tindakan kekerasan. Proses tersebut dinamakan cycle of violence.
Jika seseorang dalam keadaan stres yang berat, bukan tidak mungkin orang tersebut akan bersikap agresif dan sensitif. Nah, tentu saja akan memunculkan stres yang lebih berat. Apabila hal tersebut terjadi, bukan tidak mungkin hubungan dengan rekan kerja atau bahkan dengan klien menjadi buruk.
5. Cuek Terhadap Penampilan dan Kesehatan
Stres karena pekerjaan tidak hanya menyebabkan produktifitas menjadi menurun, namun juga membuat kamu menjadi cuek terhadap penampilan.
Jika kamu mengalami stres dalam jangka waktu yang lama, kamu akan susah mengendalikan hari dan merasa bad mood sepanjang hari. Memilih pakaian untuk bekerja, berdandan, merapihkan penampilan – kamu akan merasakan malas melakukan hal tersebut sehingga berpenampilan seadanya untuk datang ke kantor.
Menderita Karena Gejala Seperti…..