Daksa sendiri terdaftar dengan nama PT Daksa Aksara Sangkuriang dan merupakan salah satu produk PT Sangkuriang Internasional yang bergerak dalam industri Teknologi Informasi. Sangkuriang Internasional sendiri memiliki beberapa produk lain, yaitu Salution yang berupa perusahaan pengembang software untuk enterprise, Sagadio yang memiliki core businesspengembangan produk game, dan Emass yang menjalankan produk multi platform instant messenger. Daksa sendiri fokus dalam pengembangan sistem teknologi perbankan dengan menelurkan beberapa produk andalan seperti Virtual Account dan Inter-Bank Switching.
Dalam siaran pers yang disampaikan oleh CEO Sangkuriang Oka Sugandi, Daksa yang berdiri sejak 2008 lalu melihat peluang yang sangat cerah dalam jasa penyediaan solusi sistem teknologi perbankan yang saat ini sebagian besar masih dipegang oleh pihak asing. Ingin maju sebagai produk lokal yang mumpuni, Daksa memutuskan untuk mencari sokongan dana pihak ketiga, dengan pilihan akhirnya jatuh pada BK.
“Sejak awal 2014, manajemen Daksa berkomunikasi aktif dengan Bosowa Group melalui Bosowa Kapital. Bosowa Group sendiri sedang gencar-gencarnya mengembangkan berbagai lini bisnisnya, dan di dalam Bosowa Group sendiri terdapat beberapa anak perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dan perbankan. Sehingga ber-afiliasi dengan Bosowa Group merupakan langkah yang manajemen Daksa rasa sangat tepat,” bunyi keterangan tertulis yang disampaikan oleh Oka dalam siaran pers.
Pergerakan BK sendiri diketahui memang cukup gencar dalam industri perbankan Indonesia. Terakhir, perusahaan yang dimiliki oleh Aksa Mahmud tersebut dikabarkan menguasai 30% saham dari Bank Bukopin. Akuisisi terhadap Daksa bakal melahirkan sinergi untuk memacu pertumbuhan bisnis Daksa dalam industri perbankan Indonesia sebagai penyedia sistem teknologi.
Secara singkat model akuisisi yang dilakukan berupa penguasaan saham mayoritas oleh BK. Dalam keterangannya, Daksa menerbitkan total saham senilai Rp 20,9 miliar dengan pihak BK menguasai bagian Rp 15 miliar dari total saham, sementara PT Data Aksara Matra (DAM) selaku pemegang saham lama mendapatkan sisa bagian Rp 5,9 miliar. Mekanisme ini tidak melibatkan pembagian saham untuk Sangkuriang Internasional yang merupakan induk perusahaan dari Daksa, tetapi dalam mekanisme lain Sangkuriang Internasional mengantongi 10% saham yang diambil dari kepemilikan DAM.
Jika tak ada halangan, terhitung mulai pada September mendatang proses akuisisi telah usai dan Daksa secara resmi memiliki pemegang saham yang baru. Belum ada keterangan lengkap mengenai rencana pengembangan produk oleh Oka dan tim, namun dari akuisisi ini dijelaskan mengenai rencana pengambilalihan bisnis Virtual Account pihak ketiga dan restrukturisasi hutang yang dimiliki oleh Daksa.
Telepon: (022) 73514220