PT. Indra Karya Perusahaan BUMN yang didirikan di Jakarta pada tahun 1972 sebagai kelanjutan dari PN. Indra Karya,sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemborongan dengan akte notaris No. 108 tahun 1972. Karena perusahaan ini terus menderita kerugian, maka pada tahun 1978 Menteri Pekerjaan Umum selaku Kuasa Pemegang Saham telah mereorganisasi dan mengubah bidang usaha perusahaan ini menjadi perusahaan jasa konsultansi rekayasa (Engineering). Pada waktu itu, sebagai pijakan pertama dalam memasuki bidang usaha baru ini, telah dipilih bidang tenaga listrik dimana dalam segment ini belum terjadi persaingan yang ketat.
Pada tahun 1981 Menteri Pekerjaan Umum telah melakukan usaha-usaha perkuatan terhadap perusahaan dalam rangka menunjang pengembangan industri konstruksi nasional. Perkuatan tersebut dilakukan dengan jalan mengalihkan sejumlah tenaga ahli, teknisi dan staf administrasi Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas ke PT. Indra Karya.
Disamping itu telah pula dilakukan penambahan Penyertaan Modal Pemerintah berupa tanah, gedung kantor, kendaraan, peralatan laboratorium, peralatan survai & investigasi, komputer dan lain-lain di Malang. Sejak saat itu, bidang usaha PT. Indra Karya diperluas dengan pengembangan sumber daya air (dengan titik berat pada rekayasa bendungan-bendungan besar), pekerjaan survai dan investigasi serta manajemen dan ekonomi.
Walaupun pada tahun 1981 sudah mulai dapat diperoleh proyek-proyek pembangunan sumber daya air di lingkungan Direktorat Jenderal Pengairan, namun ditinjau dari besarnya nilai kontrak, pekerjaan ketenaga listrikan di PLN masih dominan (85%). Perimbangan pasar ini pada akhirnya (mulai tahun 1987) cenderung terbalik dimana jumlah nilai kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum lebih besar (80%) dibandingan dengan di PLN. Namun bukan berarti nilai kontrak di PLN mengalami kemerosotan.
Pada tahun 1982 PT. Indra Karya berhasil memenangkan pelelangan internasional (International Competitive Bidding) untuk proyek PLTA Sengguruh yang didanai oleh ADB dimana PT. Indra Karya bertindak sebagai konsultan utama (Lead firm). Proyek ini berjalan sampai dengan tahun 1989. Prestasi yang sama juga diperoleh pada tahun 1988, dimana PT. Indra Karya (juga sebagai konsultan utama) telah memenangkan pelelangan untuk dua buah proyek PLTA besar yang didanai oleh IBRD.